MAKASSAR, 15 SEPTEMBER 2025 – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Makassar kembali menunjukkan komitmennya dalam pelestarian dan pengembangan kain tradisional melalui partisipasinya pada ajang Wastra Arajang 2025.
Kegiatan bergengsi yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX ini berlangsung selama empat hari, mulai dari 11 hingga 14 September 2025 di Mall Ratu Indah. Acara ini mengusung tema “Perayaan yang Memadukan Keindahan dan Keragaman Leluhur Lewat Wastra,” menjadikannya wadah ekspresi budaya dari berbagai daerah di Indonesia Timur.
Kain Adalah Perjalanan Panjang dan Mahakarya
Ketua Dekranasda Kota Makassar, Melinda Aksa, menyambut baik kegiatan ini dan menilai Wastra Arajang sebagai momentum penting untuk memperkenalkan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sehelai kain tradisional.
“Bagi kami, acara ini merupakan jembatan antara tradisi dan modernitas, sebagai wadah pelestarian produk wastra, tenun tradisional yang menjadi bagian penting dari identitas budaya kita,” ujarnya.
Melinda menambahkan bahwa wastra bukan sekadar produk fisik, melainkan cerminan filosofi hidup.
“Tenun tradisional bukan hanya selembar kain, tapi tentang memahami sebuah perjalanan panjang, kesabaran, dan doa yang ditenun menjadi sebuah mahakarya,” tambahnya.
Ia berharap partisipasi ini dapat menginspirasi generasi muda untuk mencintai warisan budaya dan membuktikan bahwa tenun dapat menjadi bagian dari gaya hidup modern tanpa kehilangan identitas.
Tenun Lontara dan Bombang: Filosofi Keteguhan
Dalam fashion show yang menjadi sorotan, Dekranasda Makassar menampilkan dua wastra tradisional utama: Tenun Lontara dan Tenun Bombang.
Wakil Ketua Harian Dekranasda Makassar, Dewi Andriani, mengungkapkan bahwa pada fashion show Wastra Arajang, pihaknya menampilkan dua wastra tradisional tersebut karena merepresentasikan karakter dan nilai budaya masyarakat Bugis-Makassar.
“Tenun Lontara dan Tenun Bombang menggambarkan keteguhan serta ketegaran masyarakat kami dalam menghadapi dinamika kehidupan. Motifnya sarat makna dan mencerminkan kekuatan serta filosofi hidup orang Bugis-Makassar. Kami bangga bisa menampilkannya di panggung sebesar ini,” ujar Dewi.
Selain fashion show, booth Dekranasda Makassar juga memamerkan beragam koleksi kerajinan unggulan, termasuk baju bodo’, sarung tenun, kriya serat alam eceng gondok, kriya kulit, tas lontara, serta berbagai jenis suvenir modern. Antusiasme pengunjung terhadap koleksi wastra dan kriya lokal ini terbilang tinggi.
Kontribusi Dekranasda Makassar di Wastra Arajang 2025 menunjukkan komitmen kuat untuk terus mendukung perajin lokal agar lebih berdaya dan kreatif, serta mengangkat wastra sebagai identitas budaya yang terus berkembang.
Generasi Makassar, mari lestarikan Tenun Lontara dan Tenun Bombang! Wastra bukan sekadar kain, tapi statement budaya. Dukung terus perajin lokal kita dan jadikan kain tradisional sebagai bagian dari fashion modern yang membanggakan!


