Usung Tema “Suara dari Timur”, Festival Film Makassar 2025 Dorong Sineas Ciptakan Karya Otentik

Ditulis oleh Urwatul Wutsqaa

Ditulis oleh Urwatul Wutsqaa

20/11/2025

MAKASSAR – Gelaran sinema tahunan yang dinanti-nanti, Festival Film Makassar (FFM) 2025, kembali hadir menyemarakkan industri kreatif di Sulawesi Selatan. Mengangkat tema besar “Suara Suara dari Timur”, festival ini berlangsung meriah mulai tanggal 19 hingga 23 November 2025.

Ajang ini menjadi wadah strategis bagi para sineas lokal untuk menarasikan kegelisahan dan kekayaan budaya mereka. Tidak hanya sekadar pemutaran film, FFM 2025 juga menghadirkan ruang edukasi dan diskusi interaktif yang mempertemukan pembuat film senior dengan talenta-talenta baru.

Rangkaian kegiatan tahun ini dipusatkan di dua lokasi, yakni Hotel Maxone Makassar untuk sesi diskusi dan pemutaran film, serta Gedung Teater Menara Pinisi Universitas Negeri Makassar (UNM) untuk malam puncak penganugerahan.

Pentingnya Karya yang “Jujur”

Dalam sesi diskusi dan sharing session, Sutradara film kenamaan Makassar, Rusmin Nuryadin, turut hadir membagikan pengalamannya, khususnya mengenai Visual Storytelling.

Di sela-sela acara, Rusmin memberikan pesan kuat kepada para sineas muda di Makassar agar terus konsisten dalam berkarya. Ia menekankan pentingnya orisinalitas dan kedekatan cerita dengan pembuatnya.

“Selalu berkarya. Buatlah karya yang jujur, yang relate dengan dirimu. Jangan membuat tema-tema yang jauh dari kalian. Dan tetap semangat,” ujar Rusmin saat diwawancarai di lokasi acara.

Pesan ini sejalan dengan semangat festival yang ingin mengangkat cerita-cerita otentik dari kawasan Timur Indonesia, yang sering kali memiliki perspektif unik dan berbeda dari sinema arus utama.

Ragam Sinema Lintas Daerah

Antusiasme sineas Sulawesi Selatan terlihat dari beragamnya asal daerah film-film yang lolos kurasi. Pada sesi screening hari kedua, Kamis (20/11/2025), delapan film pendek dari berbagai kabupaten/kota turut ambil bagian.

Judul-judul yang ditayangkan antara lain Halusinasi (Upuji Pictures, Bone), Diakina (Pondasi Visual, Luwu), Kurung (Kajao 22 Short Film, Takalar), dan Cahaya di Ujung Desa (Duta Kreasi Film, Gowa).

Sementara itu, sineas tuan rumah Makassar menghadirkan karya seperti Kosong (Wirabaya Pictures), Weser Kanan Belok Kiri (Ngapaika Production), Puasa, Gengsi dan Dompet Kosong (Zaint Media), serta Silent Love (Mirel Production).

Malam Puncak Penganugerahan

Sebagai penutup rangkaian festival, malam penganugerahan (Awarding Night) dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 23 November 2025, di Menara Pinisi UNM.

Acara yang diorganisir oleh Sky Project Official ini akan memberikan penghargaan bergengsi dalam berbagai kategori, mulai dari Film Terbaik, Sutradara Terbaik, hingga apresiasi teknis seperti Sinematografi dan Penata Musik Terbaik.

Kehadiran FFM 2025 diharapkan tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga ekosistem yang menjaga keberlanjutan regenerasi sineas di Indonesia Timur.

Share To:

LANGGANAN DI SUREL KAMI

Tetap selalu update dengan langganan dengan kami. Anda akan mendapatkan email berita terbaru dari kami

Lintas Artikel

Olahraga

Gaya Hidup

Hiburan

Musik

Fashion

Scroll to Top