Kesadaran akan pentingnya isu lingkungan membuat tren bisnis semakin bervariasi, salah satunya konsep bulk store atau toko curah yang mendorong pola konsumsi ramah lingkungan. Di Makassar, ada Artani yang hadir sebagai bulk store pertama dan sejauh ini masih menjadi satu-satunya di kota ini.
Berdiri sejak tahun 2020, Artani Bulk Store rupanya berangkat dari keresahan pribadi Ria Lestari Baso saat menyediakan MPASI bagi bayinya yang berusia 6 bulan. Lulusan jurusan Agribisnis Universitas Brawijaya ini mengaku mengalami kendala ketika membeli bahan MPASI. Pasalnya, toko-toko konvensional tidak menyediakan alternatif yang memungkinkan pelanggan membeli produk dalam jumlah kecil yang sesuai dengan kebutuhan bahan MPASI.
Menurut Ria, terbatasnya opsi tersebut membuat bahan-bahan yang dibeli berpotensi terbuang karena yang diperlukan hanya sebagian saja. Tidak ingin hal tersebut terjadi pada orang lain hingga menjadi kebiasaan, Ria pun berusaha mengakomodir kebutuhan tersebut dengan merintis Artani Bulk Store.
Meskipun Artani berdiri di tahun 2020, sebenarnya ide bisnis ini sudah ada sejak tahun 2019. Berbekal pengalaman yang didapatkan di bangku kuliah, Ria bersama suami pun mendirikan toko curah bahanan makanan pertama di Kota Makassar. Kehadiran Artani sebagai bulk store pertama di Makassar ini diharapkan bisa menjadi solusi efektif untuk mengurangi sampah dari sisa bahan makanan yang rusak karena tidak terpakai.
Artani berupaya mewujudkan gaya hidup yang sehat sekaligus ramah lingkungan melalui tagline ‘beli secukupnya, pakai semuanya’. Melalui campaign tersebut, Artani ingin mengajak orang-orang untuk membeli bahan-bahan sesuai kebutuhan serta memastikan yang sudah dibeli secukupnya itu dipakai semuanya.
Di awal merintis Artani, Ria memulainya dengan berjualan secara online di 6 bulan pertama. Mulanya, Artani fokus berjualan hasil olahan bahan pertanian seperti sorgum, beras merah, buah-buahan kering, dan berbagai bahan pangan lainnya yang dijual secara ecer. Produk-produk yang dijual secara ecer tersebut dapat dibeli di Artani dengan minimum pembelian 1 gram saja.
Setelah melihat respon masyarakat yang cukup positif, barulah Artani mulai membuka toko offline untuk melayani pembelian langsung. Produk-produk ramah lingkungan yang dijual pun semakin bervariasi, mulai dari deterjen bubuk alami, sikat gigi kayu, body care yang terbuat dari bahan alami seperti Lerak, sabun mandi, dan masih banyak lainnya.
Ria mengaku tantangan menjalankan bisnis dengan konsep bulk store awalnya cukup berat. Selain kesadaran akan pentingnya isu lingkungan yang masih minim, segmen pasar juga masih belum terbentuk secara luas.
Namun, kesulitan-kesulitan itu tak menjadi halangan bagi Ria untuk terus mengembangkan Artani. Menurut Ria, sebagai bisnis dengan visi baru, sangat penting untuk melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Sebagai sebuah bisnis yang menanamkan prinsip kolaboratif, Artani juga berupaya pemberdayaan pelaku usaha lainnya yang mempunyai value yang sama. Dengan cara ini, bisnis-bisnis yang terlibat bisa saling mendukung untuk bertumbuh.
Artani berupaya merangkul para pelaku usaha lainnya yang belum memiliki toko offline agar mereka bisa menjual produknya di Artani dengan sistem konsiasi atau titip jual. Produk yang dijual ini tentunya harus sesuai dengan value Artani itu sendiri. Untuk program titip jual ini, Artani memprioritaskan produk-produk yang tersentuh dengan isu lingkungan dan produk pangan lokal.
Khusus untuk program titip jual, Artani akan mencari tahu “Product Knowledge” produk tersebut untuk memastikan semua proses pengolahannya tidak berseberangan dengan value Artani. Mulai dari asal dari produk tersebut, siapa saja yang terlibat di dalamnya, model pemberdayaan petani seperti apa, sistem budidaya, proses penanaman, packaging, hingga jalur distribusi hingga produk tersebut sampai ke Artani.
Selain titip jual, ada juga yang dipasarkan dalam bentuk produk kolaborasi. Produk-produk kolaborasi ini biasanya dibuat khusus untuk produk yang tidak tersentuh dengan isu lingkungan seperti produk kesenian/crafter.
Prinsip kolaboratif juga banyak digunakan dalam menjalankan berbagai aktivitas bisnis Artani. Selain melayani pembelian langsung secara ecer, Artani juga menjalankan sistem penjualan B2B yang memungkinkan pembelian dalam jumlah besar. Kemudian, ada juga kegiatan lainnya seperti workshop hingga festival rutin yang dilakukan di Artani.
Sebagai orang yang pernah belajar bisnis pertanian, Ria merasa Artani merupakan panggilan hati. Karena itulah Ria selalu berupaya memastikan program-program yang dijalankan Artani turut berkontribusi mensejahterakan para petani. Jika dalam pertanian, biasanya orang-orang berfokus ke bagian hulu, maka dalam bisnis agar bisa sustain yang penting bagian hilirnya.
Oleh karena itu, produk-produk yang dijual di Artani 50 persen produk merupakan produk pertanian dan pangan. Melalui Artani, Ria ingin memperkenalkan produk-produk pertanian yang lebih kreatif. Menurut Ria, salah satu cara kreatif yang paling efektif adalah dengan mengolah produk-produk pertanian menjadi produk kering sehingga memiliki masa simpan produk yang cukup panjang.
Mengolah bahan pangan menjadi kering bisa menjadi langkah yang tepat untuk mengantisipasi risiko harga produk anjlok karena jumlahnya yang melimpah saat panen raya. Dengan berfokus ke pertanian pengeringan ini, Artani berharap para petani bisa sangat terbantu dan semakin sejahtera karena produk pangan mereka terserap secara maksimal di pasaran.