Berinovasi dan Konsisten: Kunci Keberhasilan Mabbija Food di Tangan Siti Aisyah Jabir

Ditulis oleh Andi Ayatullah Takdir / Noya

Ditulis oleh Andi Ayatullah Takdir / Noya

06/11/2024

Konsisten dan berinovasi, dua hal yang menjadi prinsip dasar Asiyah Jabir hingga mampu bertahan menjalankan usahanya.

“Jatuh bangun juga, kadang sepi, kadang ramai. Tapi kita konsisten dan berinovasi,” ujar Siti Aisyah Jabir perempuan berusia 25 tahun, owner Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Mabbija Food di Makassar.

Mabbija Food adalah satu dari banyaknya UMKM subsektor kuliner di Kota Daeng, sebutan Kota Makassar. 

UMKM ini memiliki lokasi produksi di Jalan Bakti 1 No 7. Atau sekitar 300 meter dari Kantor BPJS Kesehatan Cabang Makassar di Jalan AP Pettarani.

Mabbija Food dibangun Aisyah bersama sang suami, Aslami Mahmud pada tahun 2018 silam, setahun setelah menikah.

Awalnya, Mabbija Food hanya memproduksi pisang gepeng dengan beragam topping. Pisang gepeng dipilih sebagai usaha dengan berbagai alasan. Diantaranya bahan baku, pisang yang mudah ditemui di Sulsel.

“Jadi untuk pisang memang kita dari Kabupaten Wajo, biasa yang dikirim itu 150 sisir per minggu,” kata perempuan asli Bugis Wajo tersebut.

Melihat tingginya antusias masyarakat terhadap pisang gepeng produksinya, Aisyah tak langsung puas.

Ia senantiasa berinovasi dengan menghadirkan produk lainnya. Produk setelah pisang gepeng ia branding dengan nama Sikampotta. 

Sikampotta terdiri dari berbagai kue khas Sulsel, seperti cantik manis, brownies, bolu, puding. Ada pula jalangkote, risol, bikandoang, dan aneka minuman.

Beragam produk ini dihadirkan Aisyah hasil dari belajar otodidak. Ia juga dibantu dengan keluarga untuk mendapatkan resep yang pas.

“Memang suka belajar masak. Jadi belajar, nonton di YouTube dan TikTok, kemudian kita modifikasi,” tutur Aisyah.

Aisyah tidak cepat puas dengan kehadiran produk barunya. Ia kemudian mencoba memindahkan tempat usahanya di lokasi yang mudah dijangkau.

Kala itu, ia memilih Jalan Sungai Cerakang dan Jalan AP Pettarani. Sayangnya, tempat baru itu tidak bertahan lama. Hanya sekitar satu bulan berjalan.

Pandemi Covid-19 memaksanya harus kembali di rumah produksi lamanya, Jalan Bakti 1 No 7.

“Tidak bertahan lama dulu di tempat itu, karena kan dulu ada istilah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” kata Aisyah.

Menyadari usaha berada di dalam lorong, ibu empat anak itu berus berinovasi. Penjualan secara online pun dilakukan. Bahkan, Aisyah memasuki semua platform.

Mulai dari Gojek, Grab, Shopee Food, Instagram, hingga TikTok.

“Alhamdulillah, penjualan secara online lumayan,” tutur Aisyah.

Untuk harga, Aisyah tidak mematok terlalu tinggi. Produknya dijual dengan harga terjangkau, mulai Rp 5ribu. Berangkat dari modal Rp500 ribu untuk merintis Mabbija Food.

Share To:

LANGGANAN DI SUREL KAMI

Tetap selalu update dengan langganan dengan kami. Anda akan mendapatkan email berita terbaru dari kami

Lintas Artikel

Olahraga

Gaya Hidup

Hiburan

Musik

Fashion

Scroll to Top