Dari Hobi Menjadi Profesi: Cerita Dua Personal Trainer di Kota Makassar

Ditulis oleh Andi Ayatullah Takdir / Noya

Ditulis oleh Andi Ayatullah Takdir / Noya

29/04/2025

Olahraga kini bukan sekadar tren sesaat. Di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Makassar, olahraga telah menjadi bagian penting dari gaya hidup masyarakat. Kesadaran akan pentingnya kesehatan fisik tampak dari semakin ramainya pusat-pusat kebugaran atau yang lebih dikenal dengan gym. Di sinilah banyak orang mulai menekuni latihan, tidak hanya untuk kebugaran tetapi juga untuk membentuk gaya hidup sehat yang berkelanjutan. Di balik setiap tubuh sehat dan bugar, seringkali ada sosok pelatih yang berdedikasi: seorang personal trainer. Mereka tidak hanya memberikan panduan latihan, tetapi juga motivasi, edukasi, dan pendampingan dalam perjalanan mencapai tujuan kebugaran. Salah satu sosok inspiratif di Makassar adalah Triny Arfah, seorang personal trainer yang memulai kariernya sejak tahun 2024.

Awalnya hanya sekadar hobi, kecintaannya pada olahraga membawa Triny ke dunia fitness profesional. “Saya ingin meng-influence lebih banyak orang untuk hidup sehat,” ujar Triny. Ia kini bekerja di salah satu gym di Kota Makassar, membantu para kliennya mencapai goal masing-masing, mulai dari menurunkan berat badan, membentuk otot, hingga menjaga kebugaran secara umum. Triny dikenal tegas namun suportif. Ia merancang program latihan secara personal, mengawasi perkembangan kliennya dari segi komposisi tubuh hingga progres latihan. Baginya, latihan beban sangat penting, terutama untuk perempuan. “Perempuan akan mengalami menopause, di mana hormon menurun dan risiko pengapuran meningkat. Latihan beban membantu membentuk otot yang menopang tulang,” jelasnya. Ia juga menepis stigma bahwa angkat beban akan membuat tubuh perempuan kekar seperti pria. “Itu tidak benar. Karena wanita tidak punya hormon testosteron sebanyak pria, tubuh akan justru lebih padat, berbentuk, dan sehat.”

Namun menjadi personal trainer bukan tanpa tantangan. Triny mengaku, terkadang klien mencari-cari alasan untuk tidak hadir latihan. “Tugas saya untuk mengingatkan dan tetap memotivasi mereka agar tetap on track. Kalau tidak disiplin, progres bisa mandek,” ucapnya. Sama-sama menekuni dunia personal trainer, Is Haris Kasman punya cerita berbeda. Lulus dari jurusan Ilmu Keolahragaan pada tahun 2014, Haris langsung terjun ke dunia fitness sebagai personal trainer di salah satu pusat kebugaran terbesar di Indonesia.  “Saya ingin mengajarkan banyak orang tentang pentingnya hidup sehat. Karena banyak yang berpikir sehat saja sudah cukup. Padahal yang lebih penting adalah bugar. Seseorang bisa tampak sehat, tapi belum tentu bugar,” jelas Haris.

Kini, selain menjadi personal trainer, Haris juga mengajar pendidikan olahraga di sebuah sekolah internasional di Makassar. Ia membagi waktunya antara mengajar dan melatih. “Profesi saya sebagai PT tetap saya jalani di luar jam sekolah,” tuturnya. Cerita Triny dan Haris adalah gambaran nyata bahwa passion bisa menjadi profesi. Keduanya membuktikan bahwa menjadi personal trainer bukan sekadar soal fisik, tetapi tentang membimbing, mendampingi, dan membentuk kehidupan yang lebih sehat bagi orang lain.

Share To:

LANGGANAN DI SUREL KAMI

Tetap selalu update dengan langganan dengan kami. Anda akan mendapatkan email berita terbaru dari kami

Lintas Artikel

Olahraga

Gaya Hidup

Hiburan

Musik

Fashion

Scroll to Top