Sektor ekonomi kreatif (Ekraf) kembali memainkan peran sentral dalam agenda kenegaraan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkolaborasi dengan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) dan Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) dalam menyelenggarakan Sayembara Logo Kemerdekaan HUT RI ke-80.
Kolaborasi ini menegaskan peran strategis subsektor Desain Grafis dalam merepresentasikan identitas nasional.
Menghindari Kemiripan dan Mencari Narasi Baru
Sayembara ini telah dibuka sejak 23 Mei hingga 1 Juni 2025, dan dari total 245 submisi, lima logo terbaik telah dipilih pada 30 Juni lalu. Proses penilaian melibatkan pertimbangan mendalam mengenai orisinalitas, nilai sejarah, dan kekuatan narasi visual.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif sekaligus penilai, Yovie Widiyanto, mengapresiasi tingginya kualitas karya yang masuk, sekaligus menyoroti tantangan utama:
“Satu hal yang menjadi perhatian kami adalah menghindari kemiripan dengan desain-desain sebelumnya. Kami mencari sesuatu yang benar-benar baru dan berbeda. Dari cerita para finalis, karya-karya yang masuk luar biasa bagus,” ujar Yovie.
Kriteria Utama: Identitas dan Semangat Persatuan
Mewakili aspek kenegaraan, Wamensesneg Juri menekankan bahwa desain logo tidak boleh mengabaikan aspek kenegaraan. Desain harus merepresentasikan identitas nasional, nilai sejarah, dan semangat persatuan, termasuk penggunaan elemen penting seperti warna merah-putih.
Kolaborasi Kemenparekraf, Kemensetneg, dan ADGI ini bertujuan membentuk ekosistem yang mendorong desainer nasional untuk menciptakan karya yang tidak hanya estetik, tetapi juga bermakna dan merefleksikan semangat kemerdekaan. Dengan adanya sayembara ini, subsektor desain grafis semakin diakui sebagai pilar penting dalam Ekraf yang mampu memberikan kekuatan narasi visual bagi bangsa.
