Tentu, Rosa. Ini adalah topik yang sangat penting, yaitu tentang pariwisata berkelanjutan dan tantangan sampah di sektor event. Saya akan merapikan teks ini agar keterbacaannya sempurna, menonjolkan poin-poin utama dan kutipan pentingnya.
🌱 Makassar Menuju Pariwisata Berkelanjutan: Dispar Soroti Tantangan Limbah Event
(Makassar, 12 Juni 2025) – Komitmen Pemerintah Kota Makassar untuk mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism) kembali dipertegas. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Makassar dalam konferensi “Tanpa Jejak” yang diinisiasi oleh Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Makassar.
Acara ini secara khusus mengangkat tema keberlanjutan dalam industri pariwisata dan event, sejalan dengan posisi Makassar yang kian diperhitungkan sebagai kota MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) di tingkat nasional dan regional.
Tantangan MICE dan Volume Sampah
Kepala Dispar Kota Makassar, Muhammad Roem, memaparkan tantangan besar yang dihadapi kota. Geliat pertumbuhan event di Makassar secara langsung memicu peningkatan volume sampah, khususnya dari limbah sekali pakai, seperti:
- Kemasan makanan
- Botol plastik
- Alat makan sekali pakai
- Spanduk promosi
Menurut Dispar, masalah ini memerlukan solusi kolaboratif yang serius.
Dalam pemaparannya, Muhammad Roem menekankan pentingnya sinergi antara penyelenggara event, komunitas, pelaku industri kreatif, dan pemerintah. Tujuannya adalah menjadikan Makassar tidak hanya sebagai kota event yang kreatif dan mendunia, tetapi juga berkelanjutan.
“Mengelola sampah event bukan sekadar membersihkan bekas pesta, tapi memastikan bumi ikut merayakannya.”
– Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar
Beliau menegaskan bahwa pariwisata di era modern harus sejalan dengan konsep Sustainable Development Goals (SDGs).
Kolaborasi “Tanpa Jejak” untuk Event yang Lebih Hijau
Konferensi “Tanpa Jejak” ini dirancang sebagai ruang belajar yang inklusif dan ramah disabilitas. Acara ini mempertemukan pelaku industri, akademisi, serta generasi muda dalam gerakan bersama menuju event yang lebih hijau dan beretika.
Dispar Makassar sangat berharap, melalui diskusi kolaboratif dan akademik seperti ini, akan lahir solusi kreatif dari anak muda Poltekpar. Inovasi yang diharapkan adalah konsep event yang minim sampah plastik, sehingga Makassar bisa menjadi tolok ukur (benchmark) kota yang sukses menerapkan prinsip sustainable event di kawasan Indonesia Timur.


