ROPU Tetalian by Eng jadi salah satu UMKM yang bergerak dalam ekonomi kreatif di Makassar, produknya mulai banyak diminati masyarakat, pecinta aksesoris.
Owner ROPU Tetalian by Eng Suryani Arsyad mengatakan ide bisnis yang ia kerjakan ini awalnya dari Hobi saat Mahasiswa dan aktif di organisasi Mapala UNHAS 2009.
Di organisasi itu, Eng sapaan akrab Suryani Arsyad aktif Divisi Climbing MAPALA Unhas, di mana salah satu keahlian anggotanya yaitu dalam hal tali temali.
“Nah dulu untuk cari dana kegiatan saya buat gantungan kunci dari prusik (tali), dan banyak teman-teman yang beli,” kenangnya.
Dari keahlian itu juga, pada 2020 masa awal pandemi Covid-19, salah satu temannya yang memiliki usaha jualan tas, memintanya untuk membuatkan strap dari ala simpul dan tali temali.
“Dia (teman) ingat kalau waktu kuliah saya pintar simpul dan tali temali akhirnya dia minta ke saya untuk tas jual nya di buatkan strap, jadi product pertama dari ROPU itu strap bag, trus merambah ke berbagai macam aksesoris seperti, strap mask, lanyard, gantungan kunci dan lain-lain,” sebutnya.
Eng mengatakan ROPU sudah ada dari tahun 2020, hanya saja belum terlalu fokus, setiap produk yang ia buat hanya berdasarkan pada permintaan konsumen atau sistem PO.
“Saya fokus d usaha ini pada bulan juli 2023.
Nama awal sebenarnya itu Tetalian by Eng, Eng itu panggilan teman-teman dekat saya waktu kuliah, cuman nama itu saya rasa terlalu panjang jadi saya ubah menjadi ROPU berasal dari bahasa jepang yg artinya Tali,” ungkapnya.
Saat ini, ROPU ini berbagai produk seperti Strap Bag, Strap Hp, Gelang, Lanyard, Gantungan kunci, Chain Bag, Strap botol, strap Masker dan Tas.
“Bahan utama dari produk ropu yaitu tali Paracord dan benang giok,” sebutnya.
Dalam membangun usaha apalagi UMKM tentu tidak lepas dari tantangan, apalagi Ekonomi Kreatif harus bisa menciptakan produk berkualitas, unik dan diterima masyarakat.
“Saya harus terus menciptakan produk berbagai model, untuk menciptakan 1 produk ropu itu saya memerlukan waktu yang lama dan beberapa kali percobaan.
Bagaimana saya membuat product yang belum ada di jual di pasaran. Tantangan lainnya bagaimana saya bisa memenuhi permintaan cutomer, memperbanyak produk dengan keterbatasan tenaga dan waktu,” tuturnya.
Meski begitu, Eng mengaku bersyukur mendapat dukungan Pemerintah dalam memperkenalkan produknya kepada masyarakat.
“Sudah 3 kali Ropu mengikuti bazar khusus brand lokal UMKM makassar tanpa dipungut biaya apapun yang diadakan dinas pariwisata kota makassar dan saya berharap itu bisa lebih sering lagi di adakan,” harapnya.
Penjualan Produk ROPU saat ini lebih banyak mengandalkan media sosial, e-commerce seperti Shoppe, Tiktok, Instagram dan Bazar-bazar.
“Waktu itu pernah saya memberanikan diri mengikuti salah satu event bazar di mall pipo yang harga tenantnya lumayan mahal sekitar Rp 4 jt untuk 5 hari, saat mengikuti bazar ternyata product ropu disambut baik oleh para pengunjung bazar terutama selebgram makassar,
Banyak pemilik toko yang mengajak kerja sama, dan banyak produk yang habis terjual dan saya kewalahan, sambil saya jaga booth sambil membuat produk juga, karena waktu itu saya masih sendiri belum ada tim yang membantu, mulai dari situlah ropu mulai dikenal banyak orang,” pungkasnya.