Geliat pariwisata olahraga atau sport tourism kini bukan lagi sekadar tren musiman. Di bawah kepemimpinan Muhammad Roem, Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar, sport tourism telah diposisikan sebagai gaya hidup sekaligus pilar strategis pengembangan sektor pariwisata daerah. “Sport tourism itu sudah menjadi lifestyle bagi kita semua,” ujar Roem dengan penuh keyakinan. Menurutnya, perubahan pola hidup masyarakat yang semakin aktif dan peduli kesehatan telah mendorong meningkatnya minat terhadap kegiatan wisata berbasis olahraga. Hal ini memberikan peluang besar untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara melalui event-event olahraga yang dikemas menarik.
Makassar sendiri telah menjadi tuan rumah bagi berbagai ajang sport tourism seperti lomba lari maraton, triathlon, hingga event olahraga air yang memanfaatkan keindahan alam pesisir Sulawesi Selatan. Setiap event tidak hanya menyajikan kompetisi, tapi juga memperkenalkan kekayaan budaya, kuliner, dan destinasi unggulan kota Makassar. Roem menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri pariwisata, komunitas olahraga, dan masyarakat untuk mendukung ekosistem sport tourism yang berkelanjutan. Ia percaya bahwa sport tourism dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan citra Makassar sebagai kota destinasi olahraga dan petualangan. Dengan semangat inovasi dan keberlanjutan, Dinas Pariwisata Kota Makassar terus menggali potensi sport tourism sebagai salah satu motor penggerak ekonomi kreatif dan industri pariwisata masa depan.
Didi Leonardo Manaba, Ketua DPD ASITA Sulsel, melihat sport tourism sebagai pelengkap penting dalam wajah pariwisata Makassar. “Ia menyatu dengan MICE, kuliner, budaya, bahari, hingga medical wellness tourism,” ungkapnya. Kini, pelari-pelari yang memulai hari mereka di car free day atau jogging santai di sepanjang Pantai Tanjung Bunga bukan hanya warga lokal, tapi juga wisatawan yang mencari pengalaman baru. Bagi pelaku industri wisata, tren ini adalah peluang untuk menyusun paket paket baru menggabungkan aktivitas lari pagi dengan kunjungan ke tempat wisata, menikmati kuliner lokal, atau relaksasi di spa tradisional. Sport tourism bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan pengalaman menyeluruh yang membuat wisatawan merasa lebih hidup di tengah denyut kota Makassar.
Namun tantangan tetap ada. Baik Didi maupun Roem sepakat bahwa fasilitas dan sarana pendukung perlu ditingkatkan. Mulai dari rute lari yang aman, penunjang kesehatan, hingga promosi yang kuat dan konsisten. “Sport tourism harus menjadi branding dan ikon baru Kota Makassar,” tegas Roem. Dan kini, dengan semangat lari yang tak pernah surut, Makassar tengah berlari menuju masa depan pariwisata yang lebih inklusif, dinamis, dan penuh energi. Karena dalam setiap langkah, kota ini sedang menuliskan cerita baru tentang bagaimana olahraga bisa menjadi pintu masuk menuju kenangan indah bagi setiap wisatawan.