Band rock instrumental asal Makassar, Surgir baru saja merilis album kedua mereka yang bertajuk ‘Paralaks’. Melalui album kedua ini, Surgir tampil dalam formasi baru dengan tiga gitar setelah menggaet Apoyando (gitaris). Dengan formasi baru ini Surgir mencoba menghasilkan eksperimen musik yang lebih segar.
Perilisan album kedua ini berlangsung Jumat, 22 Desember 2023 di White House, Makassar. Total ada 5 lagu yang dihadirkan Surgir dalam album pendek Paralaks, yaitu Hujan, Petrikor, Cerah, Sambekala, dan OPC-34712.
Sebagai pembuka, Surgir mengawali album kedua mereka dengan merilis single Hujan pada 20 November lalu. Hujan bercerita tentang kegelisahan, keraguan, kepastian pun ketidakpastian dalam mengambil setiap keputusan di perjalanan kehidupan.
Secara umum, Paralaks yang menjadi judul kedua album mereka dapat diartikan melihat dari dua sisi atau multiperspektif. Makna tersebut juga dapat terlihat dalam setiap lagu yang mereka hadirkan dalam album Paralaks.
Contohnya Hujan yang memiliki makna ganda layaknya dua sisi mata uang. Hujan dengan gemuruh petir bersahutan dan angin kencang mungkin akan membunuh dari perspektif tertentu. Namun dalam perspektif lainnya, hujan akan menghidupkan atau menumbuhkan.
Kemudian di single kedua ada Petrikor atau aroma tanah kering setelah hujan. Petrikor bisa rasakan dari dua sisi juga, apakah senang atau justru tidak.
Pun dengan single lainnya yaitu Cerah, Sambekala, dan OPC-34712. Masing-masing dapat dilihat tidak hanya dalam satu makna tunggal, melainkan lebih dari itu, tergantung dari perspektif pendengar.

Dalam perjalanannya, Surgir memang selalu menghadirkan karya-karya instrumental yang dapat dinikmati tanpa dibatasi pagar lirik. Mereka ingin karya-karyanya dapat dinikmati dalam makna yang lebih luas tanpa membatasi imajinasi pendengarnya.
Jika melihat karya-karya yang lahir dalam 13 tahun sejak berdirinya, Surgir banyak terinspirasi dari alam. Hal ini terlihat jelas dari karya-karyanya, khususnya di album pertama yang rilis pada 2018 lalu.
Album pertama Surgir yang berjudul Lihat Temu menghadirkan lagu-lagu yang bercerita tentang alam raya. Surgir menggambarkan bagaimana sebenarnya mereka memposisikan diri di dalam sebuah perjalanan. Mulai dari pagi, ketemu di sungai, berkelana di hutan, menari di puncak, kemudian bertemu sesuatu.
Bahkan, nama yang dipilih yaitu ‘Surgir’ rupanya juga terinspirasi dari alam. Secara bahasa, Surgir berasal dari bahasa Jerman yang artinya ‘terbit’. Uniknya nama Surgir ini ditemukan dengan tidak sengaja saat mereka tengah mencari inspirasi untuk karya mereka.
Selain singkat, Surgir juga dipilih karena memiliki makna yang mendalam dan dapat menggambarkan perjalanan Surgir. Mereka sepakat bahwa ‘terbit’ dapat membangkitkan semangat untuk memulai sesuatu perjalanan sampai saat ini.
Setelah perjalanan panjang yang dilalui, Surgir berharap karya-karya mereka bisa menjadi obat buat pendengarnya. Menjadi inspirasi untuk orang-orang yang sulit untuk berpikir atau kesulitan apapun yang mereka alami. Mereka juga berharap pendengar musik instrumental di Makassar semakin banyak sehingga karya-karya mereka bisa dinikmati lebih luas.
Bagi kalian yang penasaran dan ingin mendengarkannya, karya-karya Surgir ini sudah tersedia di berbagai digital platform mulai dari Spotify, YouTube, dll. Selain itu, album fisik Surgir juga tersedia di beberapa outlet yang ada di Makassar seperti MMC, Chambers, Milisi, dan beberapa outlet di luar Makassar.
Foto oleh @aiwajdi & @_.faisalpratama