0Tujuh tahun lalu, di tengah riuhnya pertumbuhan kota Makassar, berdirilah sebuah ruang yang berbeda.
Bukan sekadar pusat perbelanjaan, bukan sekadar tempat singgah. NIPAH PARK lahir membawa misi: menjadi ruang hidup, ruang yang bisa bertumbuh bersama alam, kehidupan, dan pengalaman.
Tahun ini, memasuki usia ke-7, NIPAH PARK merayakan perjalanannya dengan tema SUS7AIN. Sebuah permainan kata antara “sustain” dan angka “7”, melambangkan bagaimana keberlanjutan bukan sekadar pilihan, melainkan perjalanan panjang penuh kesadaran.
Sejak awal, NIPAH PARK membangun filosofinya di atas tiga pilar utama: Nature, Life, dan Experience. Pilar-pilar inilah yang menjadi fondasi, bukan hanya dalam wujud bangunan, tetapi juga dalam denyut aktivitas sehari-harinya.
Bagi Rasmila Sari Suaib, Sales & Marketing General Manager KALLA Land & Property, tema tahun ini adalah refleksi perjalanan yang penuh makna.
“Kami ingin menunjukkan bahwa keberlanjutan tidak harus selalu berat atau serius. Ia bisa dekat, menyenangkan, dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari,” ungkap Rasmila.
SUS7AIN bukan sekadar slogan. Ia adalah arah strategis. Sebuah narasi tentang bagaimana ruang publik bisa hidup, beradaptasi, dan meninggalkan jejak yang berarti untuk masa depan.
NIPAH PARK pun membuktikan tekad itu dengan tindakan nyata: menerapkan prinsip green building, mengoptimalkan energi surya, mengelola limbah secara bertanggung jawab, hingga menciptakan ruang terbuka hijau yang mengalirkan udara segar di tengah panasnya kota.
Upaya itu membuahkan hasil. Deretan penghargaan bergengsi seperti Greenship Gedung Baru dari Green Building Council Indonesia, ASEAN Energy Award 2023, hingga Penghargaan Subroto untuk efisiensi energi, menjadi saksi komitmen yang konsisten.
Namun bagi NIPAH PARK, penghargaan bukanlah tujuan akhir. Mereka ingin lebih dari sekadar bangunan ramah lingkungan; mereka ingin membangun ekosistem kehidupan.
Di balik megahnya arsitektur, ada kerja sehari-hari yang penuh dedikasi. Andi Muhammad Imam Rafsanjani, Operational Manager NIPAH PARK, menyebut keberlanjutan sebagai sebuah napas yang harus terus dijaga.
“Keberlanjutan itu hidup dalam sistem kami. Dari penggunaan material, manajemen energi, sampai edukasi tenant. Semuanya harus sejalan,” tutur Imam.
Inisiatif-inisiatif kecil tapi berdampak besar lahir satu demi satu: pemasangan PLTS, sistem pengelolaan limbah terpadu, penggunaan ventilasi alami hingga program edukasi zero waste untuk seluruh tenant.
Di mata Imam, mal modern harus bertransformasi. Tak cukup hanya menjadi tempat nyaman, tetapi harus pula bertanggung jawab kepada bumi.
Perayaan 7 tahun ini bukan sekadar pesta. Ia adalah perayaan kolaborasi.
Seperti karya Hirah Sanada, seniman muda lulusan Arsitektur Universitas Hasanuddin, yang menuangkan visualisasi NIPAH PARK dalam ilustrasi ekspresif menggambarkan harmoni antara pengunjung, alam, musik, dan literasi. Melalui sapuan warna dan garis, Hirah menunjukkan bahwa keberlanjutan juga bisa diwujudkan dalam bentuk seni.
Di sudut lain, Artani Bulk Store, toko minim limbah pertama di Makassar, hadir membagikan semangat gaya hidup zero waste. Bersama NIPAH PARK, mereka meyakinkan publik bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil dari pilihan belanja sehari-hari.
“Kami percaya bahwa ruang seperti NIPAH PARK menjadi katalis. Membuat perubahan itu terasa mungkin dan nyata,” ujar Ria Lestari, Founder Artani
Selama dua hari, 24–25 April 2025, NIPAH PARK menjadi panggung bagi aksi nyata.
Ada kolaborasi kuliner antara Timur Resto dan Toko Kopi Oma. Ada Sustainability Talks yang mempertemukan komunitas lingkungan. Ada musik dari Vinns Project, DJ Fian Rinaldy, dan SKA With Klasik yang mengalirkan energi positif.
Ada pula donor darah, pengolahan sampah organik, dan inisiatif daur ulang tutup botol menjadi merchandise tatakan gelas bersama komunitas Berdaur langkah konkret membangun ekonomi sirkular.
Setiap acara, setiap gerakan, setiap percakapan selama dua hari itu, adalah bagian dari narasi besar: keberlanjutan yang hidup dan menghidupka.
SUS7AIN: Lebih dari Sekadar Perayaan
NIPAH PARK tidak ingin keberlanjutan sekadar menjadi proyek satu waktu. Mereka menginginkannya menjadi jalan panjang, perjalanan kolektif.
“Kami ingin masyarakat melihat bahwa keberlanjutan adalah proses jangka panjang yang harus dijalani bersama. Dan kami siap melanjutkan langkah ini, dengan konsistensi dan komitmen,” pungkas Rasmila.
Tujuh tahun telah berlalu. Tapi bagi NIPAH PARK, perjalanan baru saja dimulai. Karena ruang hidup yang sejati adalah ruang yang tidak pernah berhenti bertumbuh bersama alam, bersama manusia, dan bersama harapan masa depan